Anda sering melihat pohon raksasa yang menjaga hutan Borneo di poros utara Jalan Lintas Kalimantan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Pemerintah Malinau menjaga kelestarian hutan, yang membuatnya disebut sebagai “Kabupaten Konservasi”.
Menurut keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas hutan Kalimantan Utara mencapai 7.059.251,19 hektar. Kabupaten Malinau memiliki jumlah hutan terbesar dengan 3.960.966,22 hektar, diikuti oleh Bulungan dengan 1.378.283,54 hektar, Nunukan dengan 1.354.350,62 hektar, Tana Tidung dengan 341.299,19 hektar, dan Tarakan dengan 24.351,61 hektar.
Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), salah satu taman nasional terluas di Indonesia dan Asia Tenggara, memiliki luas 1,35 juta hektar dan melintasi dua kabupaten di Kalimantan Utara, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Mentarang.
Salah satu contoh inovasi yang memadukan pelestarian hutan dengan kepentingan masyarakat adalah program “Pohon Asuh” yang dikembangkan oleh Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI-Warsi). Dengan bantuan program ini, individu dan organisasi dapat membantu kehidupan pohon tanpa menghancurkannya.
Seseorang dapat memilih pohon untuk didukung dalam program “Pohon Asuh” melalui situs web pohonasuh.org. Papan nama pengasuh dipasang di pohon setelah donasi. Lembaga pengelola hutan desa menerima dana, yang digunakan untuk operasi, peralatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Program “Pohon Asuh” Malinau telah mencakup 18 lokasi dan telah mengasuh lebih dari 4.250 pohon oleh berbagai kelompok. Pohon keras atau besar dan berusia panjang, seperti meranti, ulin, mangris, beringin, dan kayu bawang.
Desa Long Lake di Kecamatan Malinau Selatan Hulu menerima manfaat dari program ini. 371 pohon telah dirawat dengan donasi lebih dari Rp51 juta, dan 199 pohon lainnya tersedia untuk dirawat oleh publik.
Langkah yang tepat untuk menjaga kelestarian hutan sambil memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat setempat adalah program “Pohon Asuh”. Melalui inisiatif seperti ini, Kabupaten Malinau di Kalimantan Utara mempertahankan peran pentingnya dalam pelestarian hutan Borneo, yang merupakan bagian dari pelestarian regional “Hati Borneo” bersama dengan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.