Jakarta – PT Shell Indonesia mengembangkan program kemitraan diler yang memberikan kesempatan kepada para pengusaha untuk memiliki dan mengelola SPBU bersama dengan Shell.
“Kami ingin membuka kesempatan sebesar-besarnya. Jadi, tidak cuma pengusaha yang level nasional kami bicaranya tetapi pengusaha daerah banyak ada satu dua diler itu bahkan koperasi bentuknya itu yang mereka kemudian bermitra sama Shell,” kata Head of Dealer Owned Network PT Shell Indonesia Agung Saputra saat Halal Bihahal Shell Indonesia 2023 di Jakarta, Selasa.
Shell Indonesia, kata dia, memberikan akses seluas-luasnya bagi pengusaha di daerah yang berminat membangun SPBU dengan berdiskusi hingga reviu lokasi.
“Mereka bisa ngobrol dengan tim saya berdiskusi kemudian review lokasinya kemudian kita akses bareng-bareng cocok atau tidak untuk dibangun dikembangkan untuk menjadi SPBU dan fasilitas pendukung. Jadi, tidak cuma SPBU saja ada bengkel, termasuk juga UMKM di daerah itu lebih kencang sebenarnya,” ucap Agung.
PT Shell Indonesia mencatat hingga saat ini memiliki 209 SPBU yang tersebar di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Adapun, 30 di antaranya dimiliki oleh mitra.
Dari total 30 SPBU Shell dalam program kemitraan diler, 15 di antaranya dibuka di kota lapis kedua. Jumlah tersebut seimbang dengan SPBU Shell dari program kemitraan diler di kota besar yang juga 15 SPBU.
SPBU Shell yang dibangun dari program kemitraan diler di kota lapis kedua, di antaranya ada di Cirebon, Jawa Timur, Karawang, Bogor, Cilegon, Serang Barat, dan Blitar. Pada 2023 ini, SPBU Shell dibangun di Mojokerto, Pare (Kediri), dan Lamongan.
Sementara, Deputy Country Chair Shell Indonesia Susi Hutapea menuturkan antusias pengusaha lokal untuk bisnis SPBU Shell dengan skala yang lebih terjangkau dapat dilakukan dengan program kemitraan diler.
“Dari pengalaman saya waktu kami meresmikan yang di Mojokerto, memang antusias pengusaha lokal itu besar sekali, mungkin karena mereka sering lihat kok Shell ada di Jakarta, apa kira-kira bisa dibawa ke daerah?, itu mungkin suatu animo yang Shell coba tangkap. Tentu animo pengusaha-pengusaha lokal untuk bisa masuk ke bisnis BBM dengan skala yang lebih terjangkau itu bisa di-“address” dengan model yang kemitraan ini,” kata Susi.
Adapun syarat-syarat untuk menjadi mitra Shell, yakni mitra memiliki badan usaha dalam bentuk perseroan terbatas (PT), memiliki plot tanah dengan luas minimal 1.000 meter persegi dengan lebar minimal 25 meter serta bersedia mengikuti dan mematuhi standar operasional yang tercantum dalam retail supply agreement (RSA).
Terdapat dua jenis kemitraan SPBU yang bisa dipilih, yaitu SPBU Shell konvensional dan SPBU Shell modular.
SPBU Shell konvensional untuk kota besar dengan biaya investasi sekitar Rp3,5 miliar hingga Rp5,5 miliar (tergantung luas area dan bangunan yang akan dikembangkan). Spesifikasi SPBU Shell konvensional, yaitu luas area 1.200-2.000 meter persegi dengan lebar depan 25 meter, kapasitas volume SPBU 10-20 kl/hari, dan estimasi pengunjung 400-600 kendaraan/hari.
Sedangkan SPBU Shell modular yang dikhususkan bagi kota lapis kedua dengan nilai investasi seharga Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Spesifikasi SPBU Shell modular, yakni luas area 1.000-1.200 meter persegi dengan lebar depan minimal 25 meter, ukuran kontainer 20 feet, kapasitas volume SPBU 4-9 kl/hari, dan
estimasi pengunjung 150-250 kendaraan/hari.
Mitra diler Shell juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pemasukan tambahan di luar penjualan BBM dengan mendirikan bisnis non fuel retail (NFR) seperti convenience store, restoran, coffee shop, ATM, laundry, dan lain-lain.
Sementara untuk skema investasinya, yaitu Shell berinvestasi di peralatan utama (fuel system & electrical) dan mitra menyediakan tanah, bangunan, pengurusan izin-izin pembangunan, dan mengelola SPBU.