Di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Kota Palembang, Presiden Joko Widodo menyembelih sapi kurban milik Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal (Juleha) Provinsi Sumatra Selatan.
Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo memiliki sapi kurban bernama Baba, yang dilakukan penyembelihan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Juru Sembelih Halal (Juleha) Provinsi Sumatra Selatan. Sapi kurban adalah jenis Simental dengan berat sekitar 990 kg, kata Dedi Hendra, Kepala Bidang Humas DPW Juleha Sumsel.
Sebelum sapi kurban disembelih sesuai dengan syariat Islam, sapi dibiarkan berpuasa selama sepuluh jam dengan tetap diberi air minum dan dilindungi dari cuaca dan orang-orang di sekitarnya. Untuk menghindari stres yang ditimbulkan oleh proses penyembelihan, matanya juga ditutupi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Juleha, langkah berikutnya adalah menjatuhkan sapi kurban menggunakan teknik belt atau sabuk, yaitu mengikat tali pada kaki dan pinggang kiri sapi untuk mengurangi keseimbangannya.
Sapi disembelih dengan cepat menggunakan pisau yang tajam setelah jatuh. Setelah sapi dipotong, ikatan di sekitarnya dilepaskan agar darah dapat mengalir dengan lancar. Dibutuhkan waktu dua hingga tiga menit untuk memastikan sapi telah mati.
Hewan kurban lainnya di Masjid Agung Palembang juga disembelih Juleha Sumsel bersama Yayasan Masjid Agung Palembang. Menurut Faisol, Ketua Panitia Kurban Masjid Agung Palembang, jumlah kurban tahun 2023 adalah 16 ekor sapi dan 16 ekor kambing. Ini adalah jumlah yang sama dengan tahun sebelumnya.
Untuk menyediakan daging hewan kurban, sebanyak 3.000 kupon dibagikan kepada masyarakat di sekitar Masjid Agung Palembang. Kupon tersebut digunakan untuk mengambil daging setelah Shalat Dzuhur.