Untuk meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) di bidang logam, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menawarkan fasilitas agar mereka dapat bermitra dengan industri besar.
Acara temu bisnis untuk Fasilitasi Kemitraan IKM Logam dengan Industri Besar diadakan di Solo Raya, Jawa Tengah, pada tanggal 4-5 Juli 2023.
Menurut Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, acara temu bisnis ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman tentang Kemitraan Koperasi, UMKM/IKM dalam Rantai Pasok BUMN yang ditandatangani pada 3 September 2021.
Reni menjelaskan bahwa Ditjen IKMA secara teratur memungkinkan IKM bekerja sama dengan industri besar untuk membangun IKM yang produktif dan memiliki daya saing. Kerja sama ini juga memungkinkan IKM untuk memperoleh kepastian pasar dan pasokan bahan baku.
Selain itu, kemitraan dapat mendorong IKM untuk bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas secara konsisten, menerapkan sistem manajemen, meningkatkan sumber daya manusia, mendapatkan akses ke informasi, teknologi, perizinan, dan hal lain yang diminta oleh mitra mereka.
Ditjen IKMA bekerja sama dengan Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Surakarta, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Kamar Dagang Industri Kota Surakarta untuk menyelenggarakan pertemuan bisnis ini.
Beberapa perusahaan yang terlibat dalam acara tersebut adalah PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, ATMI Group, PT Perkebunan Nusantara III (Holding), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Indospring Tbk, PT Indoprima Gemilang Engineering, dan CV Julang Marching Pratama.
Dalam acara tersebut, perwakilan dari industri utama menyampaikan informasi tentang kemajuan industri manufaktur di negara ini, persyaratan dan prosedur kerja sama, dan bagian apa yang dapat diberikan oleh IKM.
Diikuti oleh 44 peserta dari 22 IKM logam di Solo Raya, yang bekerja di bidang fabrikasi bagian mekanis, sparepart, bagian presisi, mesin, prototipe, dan permesinan.
Sejak 2018, Ditjen IKMA telah memfasilitasi kolaborasi antara 18 IKM logam dan mesin dengan sebelas sektor utama, baik swasta maupun BUMN. Dalam kemitraan ini, mereka berkomitmen untuk menyediakan alat pertanian dan perkebunan, produk pompa casting, bagian alat kesehatan, bahan baku, bagian alat berat, dan layanan perbaikan dan suku cadang mekanik.
Reni menyatakan, “Kami berharap kesempatan ini menjadi kesempatan yang tepat bagi IKM untuk mengetahui jenis dan spesifikasi komponen yang dapat dipasok, rencana kebutuhan pengadaan di industri besar, persyaratan standar, serta prosedur pengadaan dari perusahaan BUMN agar mereka dapat menjadi bagian dari rantai pasokan BUMN.”
Ditjen IKMA gencar mengadakan berbagai program pembinaan untuk mempersiapkan kemampuan IKM sebelum bermitra. Program ini termasuk bimbingan teknis untuk meningkatkan kemampuan teknis produksi, penyediaan mesin dan peralatan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan pendampingan tenaga ahli dalam pengembangan produk.
Selain itu, Ditjen IKMA membantu reorganisasi mesin dan peralatan dengan memotong biaya pembelian mesin untuk pengembangan teknologi dan mendukung program promosi melalui kehadiran di pasar e-commerce, e-procurement BUMN, dan pameran industri.