Melihat Kontribusi Manufaktur terhadap Ekonomi RI, Apakah Benar Terjadi Deindustrialisasi?
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, mengingatkan bahwa Indonesia sedang mengalami gejala dini deindustrialisasi, terutama terlihat dari penurunan kontribusi industri pengolahan terhadap perekonomian secara konsisten. Faisal mencatat bahwa peran industri di Indonesia terus merosot, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang kini hanya sebesar 18,6 persen, menunjukkan indikasi awal bahwa sektor industri terganggu secara berkelanjutan.
Pada sebuah diskusi publik di Jakarta Selatan, Faisal menyatakan kekhawatiran atas dampak deindustrialisasi yang mulai merambah bukan hanya ke sektor tekstil, tetapi juga industri keramik.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Kementerian Perindustrian membantah klaim mengenai deindustrialisasi yang dikemukakan oleh Prabowo Subianto, menyatakan bahwa Indonesia tidak sedang menuju ke jurang deindustrialisasi. Namun, data menunjukkan bahwa kontribusi manufaktur terhadap PDB terus menurun drastis, dengan tren pertumbuhan yang sering kali menunjukkan angka negatif.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri manufaktur Indonesia mengalami penurunan kontribusi terhadap PDB sejak tahun 2014. Pada tahun 2020, tercatat PDB manufaktur mengalami penurunan paling dalam sebesar -2,93 persen.
Berikut Adalah Data Kontribusi Industri Manufaktur Terhadap PDB Indonesia Sejak Tahun 2014 :
- Kuartal I 2024 : Kontribusi 19,28 % dengan pertumbuhan 4,13 %
- 2023 : Kontribusi 18,67 % dengan pertumbuhan 4,64 &
- 2022 : Kontribusi 18,34 % dengan pertumbuhan 4,89 &
- 2021 : Kontribusi 19,25 % dengan pertumbuhan 3,39 %
- 2020 : Kontribusi 19,88 % dengan pertumbuhan -2,93 %
- 2019 : Kontribusi 19,7 % dengan pertumbuhan 3,8 %
- 2018 : Kontribusi 19,86 % dengan pertumbuhan 4,27 %
- 2017 : Kontribusi 20,16 % dengan pertumbuhan 4,27 %
- 2016 : Kontribusi 20,51 % dengan pertumbuhan 4,29 %
- 2015 : Kontribusi 20,84 % dengan pertumbuhan 4,25 %
- 2014 : Kontribusi 21,02 % dengan pertumbuhan 4,63 %
Data ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan terkait kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian Indonesia, yang perlu diperhatikan secara serius untuk menghadapi tantangan deindustrialisasi yang semakin menguat.