Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa Bank Dunia kembali mengkategorikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.
“Ini merupakan proses pemulihan yang cepat setelah kita turun ke grup negara berpendapatan menengah bawah pada tahun 2020 akibat pandemi,” kata Presiden Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada hari Senin. Jokowi mengingatkan bahwa situasi Indonesia pada semester kedua tahun 2023 akan sulit karena instabilitas lingkungan global dan ketegangan geopolitik yang terus meningkat. Ini terlepas dari fakta bahwa Indonesia telah menjadi negara berpendapatan menengah atas.
Jokowi menyatakan, “Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah, tampak penurunan ekspor kita juga, dan beberapa lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global. Hal ini juga harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.”
Jokowi juga memperingatkan bahwa tingkat suku bunga dan inflasi di seluruh dunia terus naik, dan bahwa perdagangan global terbagi-bagi, yang menghambat kerja sama antar negara.
Jokowi menyatakan bahwa kondisi ekonomi global menunjukkan berbagai indikator awal yang berkaitan dengan konsumsi dan produksi yang perlu diperhatikan dengan cermat.
Presiden juga menyatakan rasa syukurnya kepada rakyat Indonesia karena pertumbuhan ekonominya terus meningkat di atas lima persen selama enam kuartal berturut-turut. “Kita patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi tetap relatif tinggi di atas lima persen dan selama enam kuartal berturut-turut ekonomi kita tumbuh di atas lima persen.”
Setiap tahun, Bank Dunia mengubah klasifikasi perekonomian menjadi empat kategori: berpendapatan rendah (low), berpendapatan menengah rendah (lower-middle), berpendapatan menengah tinggi (upper-middle), dan berpendapatan tinggi (high).
Untuk periode Juli 2023 hingga Juni 2024, Bank Dunia membagi empat kelompok perekonomian berdasarkan pendapatan: pendapatan rendah (kurang dari 1.135 dolar), pendapatan menengah rendah (1.136 hingga 4.465 dolar), pendapatan menengah tinggi (4.446 hingga 13.845 dolar), dan pendapatan tinggi (lebih dari 13.845 dolar).
 mengumumkan bahwa Bank Dunia kembali mengkategorikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.){kind=link}