Satgas Impor Ilegal Akan Dibentuk Besok, Tugas Razia Telah Dimulai?
Pemerintah sedang merancang pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Impor Ilegal. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan bahwa Satgas tersebut ditargetkan terbentuk pada Jumat, 19 Juli 2024.
Sementara itu, di media sosial beredar kabar mengenai razia di pertokoan kawasan Pasar Tanah Abang, yang menyebabkan beberapa toko terpaksa tutup.
Apakah razia tersebut dilakukan oleh pemerintah?
Saat dikonfirmasi oleh CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Moga Simatupang justru mempertanyakan siapa yang melakukan razia tersebut. Ia menjelaskan bahwa proses pembentukan Satgas Impor Ilegal masih dalam tahap harmonisasi dengan kementerian/lembaga terkait.
“Satgas akan bergerak sesuai dengan SK yang ditandatangani oleh Pak Menteri. Saat ini, SK penugasan Satgas pengawasan barang impor ilegal masih dibahas oleh K/L terkait,” kata Moga, dikutip pada Kamis, 18 Juli 2024.
“Yang jelas, saat ini Pak Menteri belum menandatangani SK penugasan untuk Satgas. Dan Satgas baru bisa berjalan jika sudah ada SK-nya,” tambahnya.
Moga menyarankan pedagang untuk kritis jika terjadi razia di Pasar Tanah Abang. “Pedagang itu berhak menanyakan siapa yang melakukan razia dan dari mana,” tegasnya.
Dalam video yang beredar di media sosial TikTok, terlihat orang-orang di Pasar Tanah Abang tergesa-gesa menutup toko. Seseorang dalam video tersebut bertanya mengapa para pedagang panik dan menanyakan siapa yang melakukan razia. Namun, dalam video tersebut, tidak terlihat siapa yang melakukan razia, tetapi para pedagang sudah terlanjur panik.
Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yusril Umar, ketika dihubungi secara terpisah, mengaku tidak mengetahui siapa yang melakukan razia. Di sisi lain, ia mendukung rencana pemerintah untuk membentuk Satgas Pengawasan Impor Ilegal.
“Belum ada (informasi tentang razia). Biasanya, razia juga sering dilakukan oleh perusahaan dengan merek terkenal yang dibajak oleh oknum-oknum pedagang atau produsen,” kata Yusril kepada CNBC Indonesia.