Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menginginkan pusat-pusat keilmuan Islam di Indonesia dihidupkan kembali untuk terus melahirkan ulama-ulama intelektual di Tanah Air dan internasional.
Hal itu disampaikan Wapres saat menerima kunjungan Keluarga Besar Pengurus Yayasan dan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Jauharen Jambi, di GOR Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata), Serang, Banten, Jumat.
“Kita ingin pusat-pusat kajian ilmu itu kembali. Saya ingin pusat-pusat keilmuan ini dihidupkan kembali,” ujar Ma’ruf.
Wapres menyampaikan bahwa Tanara dalam sejarahnya telah melahirkan banyak ulama besar yang reputasinya diakui di tingkat nasional dan internasional, seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Abdul Karim al-Bantani, dan Syekh Marzuki al-Bantani.
Selain Tanara, kata Ma’ruf, ada juga pusat keilmuan dari Cholil al-Bangkalani yang berpengaruh di Madura dan di Jawa Timur, ada Hasyim Asy’ari dari pusat ilmu di Tebuireng.
Menurut Wapres, keberhasilan Syekh Nawawi al-Bantani menyemai ulama-ulama intelektual di nusantara dan internasional perlu dihidupkan kembali. Oleh karena itu, dengan cita-cita besar itu pula, kata Ma’ruf, dibangun Pesantren An-Nawawi Tanara.
Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Al-Jauharen Abdul Bari Azed menyampaikan kegembiraannya dapat bertatap muka dengan Wapres Ma’ruf Amin di Penata yang masih ada hubungan darah dengan Ponpes Al-Jauharen dari garis nasab Syekh Nawawi al-Bantani.
Bari Azed mengatakan maksud dan tujuan pihaknya ke Penata juga untuk menjalin silaturahmi kepada Pimpinan Pesantren An-Nawawi Tanara, sehingga kerja sama dapat terjalin lebih akrab lagi.