Kementan Fokus Tingkatkan Produksi Padi di Musim Kemarau
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat program perluasan Areal Tanam (PAT) Padi melalui berbagai inisiatif, termasuk optimasi lahan rawa, pompanisasi, dan penanaman padi gogo. Salah satu langkah penting dalam mendukung upaya ini adalah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian untuk memaksimalkan produksi padi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementan menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) bertajuk “Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau”. Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari, dari 30 Juli hingga 11 Agustus 2024. Kegiatan ini diadakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang serta secara daring melalui UPT Pelatihan, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sering menekankan pentingnya SDM yang berkualitas sebagai kunci utama dalam pembangunan pertanian. “Empat prinsip yang harus diterapkan agar SDM kita menjadi profesional adalah bekerja dengan baik, fokus, cepat, dan berorientasi pada hasil,” ungkap Menteri Amran di Jakarta pada Rabu, 31 Juli.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam sambutannya saat membuka pelatihan, menekankan peran penting pertanian dalam kehidupan manusia. Pertanian tidak hanya berfungsi sebagai penyedia pangan dan pakan ternak tetapi juga bioenergi.
“Pertanian memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional, terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan, meningkatkan daya saing, menyerap tenaga kerja, dan mengatasi kemiskinan,” kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga menjelaskan bahwa sektor pertanian berkontribusi pada pertumbuhan agroindustri dan ekspor komoditas pertanian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan devisa negara.
“Dalam rangka memastikan ketahanan pangan domestik, sektor pertanian diharapkan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia,” tambahnya. Ia juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun ke depan diharapkan meningkat menjadi 5,7-6,0% per tahun, didorong oleh produktivitas yang meningkat, investasi berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja, dan peningkatan kualitas SDM.
Melalui TOT yang bertema “Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau,” Kementan bertujuan untuk memperluas pemahaman peserta mengenai cara meningkatkan produksi padi selama musim kemarau, serta mendukung perluasan area tanam untuk meningkatkan produksi padi nasional.
Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Percepatan Peningkatan Produksi Pertanian, Prof. Muhammad Arsyad, menyampaikan materi tentang strategi percepatan peningkatan produksi pertanian. Ia menyoroti beberapa program strategis Kementerian Pertanian, termasuk optimasi lahan rawa, optimalisasi sawah tadah hujan melalui pompanisasi, dan transformasi pertanian dari tradisional ke modern.
Arsyad mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produksi padi dan mengingatkan pentingnya kerja sama dengan petani. Ia juga membahas isu konsumsi beras di Indonesia yang mencapai 110 kg per tahun per orang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Korea yang hanya 60 kg per tahun.
“Upaya untuk memenuhi cadangan beras pemerintah termasuk perubahan pola konsumsi dan diversifikasi pangan lokal,” jelasnya.
Dengan berbagai inisiatif dan pelatihan ini, Kementerian Pertanian berupaya untuk meningkatkan kapasitas SDM pertanian dan memastikan produksi padi yang berkelanjutan, mendukung ketahanan pangan nasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.