Kepala BNPB Meningkatkan Kesadaran Bencana di Sumedang, Jawa Barat
Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengimbau masyarakat Sumedang, Jawa Barat, untuk meningkatkan kesadaran bencana untuk mengurangi risiko bencana.
“Kita hidup di wilayah dengan sumber daya alam melimpah dan sekaligus memiliki potensi bencana alam. Kenyataan ini perlu disikapi oleh masyarakat dengan upaya pengurangan risiko bencana,” kata Suharyanto. Pernyataan ini disampaikannya pada hari Minggu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Suharyanto berharap pertunjukan seni lokal yang disebut sebagai “budaya sadar bencana” (BSB) di Alun-alun Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu (8/7), dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat setempat. Dia berharap ini dilakukan oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan warga Sumedang. Tujuannya adalah untuk membuat semua orang tahu bagaimana mencegah atau memitigasi bahaya.
BSB adalah kegiatan yang menjadi prioritas nasional yang bertujuan tidak hanya untuk hiburan tetapi juga untuk pendidikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana. Tema “Alam Parantos Ngurus Urang, Pikeun Eta Urang Oge Kedah Ngajagana”, yang berarti “Alam Telah Menjaga Kita, Kita Juga Harus Menjaganya,” dikombinasikan dengan kekayaan budaya lokal dalam kegiatan BSB ini.
Suharyanto menyatakan bahwa BNPB saat ini berkonsentrasi pada penanganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dan Kalimantan, tetapi banjir dan longsor masih terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur dan Bali.
Suharyanto menyatakan bahwa meskipun musim kemarau baru saja berakhir, banjir dan longsor terus terjadi.
Suharyanto juga mengimbau orang-orang untuk mengingat kembali longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, pada awal Januari 2021. Dalam longsor utama, 40 orang tewas, termasuk beberapa petugas dan relawan, dalam longsor tambahan yang terjadi dua jam setelah longsor utama. Dia juga mengatakan, “Saya berharap hal ini dapat dicegah di masa yang akan datang.”
Kepala BNPB meminta semua pemangku kepentingan dan kelompok untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bencana. BNPB dan BPBD akan melakukan rehabilitasi dengan menanam 1.000 bibit pohon di Cihanjuang pada hari Minggu (9/7) untuk mencegah ancaman tanah longsor di masa depan.
Bencana alam mungkin terjadi di beberapa area di Kabupaten Sumedang. Menurut Buku Risiko Bencana Indonesia (2023) yang diterbitkan oleh BNPB, kabupaten ini menghadapi bahaya bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, banjir bandang, likuefaksi, dan gempa bumi.