Pesan Serius Petani Sawit untuk Prabowo, Inilah Permintaannya!
Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat ME Manurung, menyatakan bahwa biodiesel tidak hanya menjadi masa depan Indonesia, tetapi juga masa depan dunia. Sebagai produk hilir, biodiesel sangat tergantung pada sektor hulu, khususnya para petani sawit di Indonesia.
Gulat menegaskan bahwa Indonesia harus fokus memperbaiki sektor hulu, terutama perkebunan sawit rakyat. Saat ini, sektor hilirisasi dan turunan minyak sawit di Indonesia sudah cukup maju, terutama dalam teknologi energi berbasis minyak sawit (biofuel).
“Saya melihat teknologi hilirisasi jauh lebih cepat berkembang dibandingkan sektor hulu yang terkesan maju mundur dan lebih banyak mundurnya,” kata Gulat.
Pelaku sektor sawit harus berusaha meningkatkan produktivitas melalui intensifikasi atau Perkebunan Sawit Rakyat (PSR). Gulat menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mengejar kemajuan sektor hilir. Dukungan pemerintah, terutama kementerian dan lembaga (K/L), sangat diperlukan untuk mempercepat kemajuan sektor sawit, termasuk melalui regulasi seperti Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
“Kementerian/Lembaga yang mengurus sawit harus memberikan jalan tol untuk itu, bukan malah sibuk memasang ‘forboden’,” kata Gulat.
Gulat meminta kepada Presiden RI dan Wapres terpilih Prabowo-Gibran untuk mengevaluasi kebijakan pasal 110B terkait denda dan satu daur dalam UU Cipta Kerja yang berhubungan dengan lahan sawit di kawasan hutan.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan bahwa tidak ada pemutihan atau pengampunan bagi kepemilikan sawit di kawasan hutan. Penyelesaian dilakukan melalui pasal 110A dan pasal 110B, yang hanya berlaku bagi yang sudah beraktivitas di kawasan tersebut sebelum UU Cipta Kerja disahkan. Jika masih ada aktivitas baru setelah UU Cipta Kerja disahkan pada 2 November 2020, maka akan dikenakan penegakan hukum dengan sanksi pidana, bukan sanksi administratif.
“Indonesia seharusnya malu memperlakukan sawit seperti ini, padahal sangat tergantung pada sawit. Ini tidak terbantahkan. Apalagi pasal ini sangat bertentangan dengan salah satu program strategis Presiden terpilih Prabowo, yaitu kemerdekaan energi melalui hilirisasi CPO,” tegas Gulat.
Apkasindo menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Biodiesel Membangun Negeri” di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta pada Kamis, (18/07/2024). Acara ini dihadiri oleh narasumber utama seperti Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Maulizal Achmad, Sekretaris Jenderal DPP Apkasindo Dr. Rino Afrino, ST, MM, Sekretaris Jenderal APROBI Ernest Gunawan, dan perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bina Restituta Barus.
Acara ini direncanakan dibuka oleh Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Ir Tungkot Sipayung, dan turut dihadiri oleh GPPI, APOLIN, GIMNI, SPKS, ASPEO PIR, SAMADE, GAPKI, FPSI, MAKSI, DMSI, Forum Mahasiswa Sawit (Formasi) Indonesia, serta beberapa kampus mitra Apkasindo dalam kampanye sawit baik, seperti Poltek Sawit CWE, UMJ, UP, UI, UNJ dengan total peserta sekitar 200 orang.
FGD ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan tema Biodiesel Membangun Negeri. Diskusi ini membahas peran BPDPKS dalam akselerasi B40, biodiesel dan masa depan petani sawit, peran APROBI dalam kebijakan transisi energi, serta biodiesel sebagai sumber energi ramah lingkungan.