Presiden Joko Widodo Mengecam Pengedar dan Bandar Narkotika, Meningkatkan Upaya Pencegahan dan Rehabilitasi
Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk memerangi narkoba dengan meminta hukuman tegas terhadap pengedar dan bandar narkoba di Indonesia. Di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, pada Senin malam, Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan tersebut melalui tayangan video dalam peringatan puncak Hari Anti Narkotika Internasional.
Presiden Jokowi memerintahkan peningkatan upaya rehabilitasi bagi pecandu narkoba selain menindak tegas pengedar dan bandar narkoba. Untuk mencegah, Jokowi meminta semua bagian masyarakat untuk meningkatkan ketahanan keluarga dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkoba, terutama pada tingkat dini.
Jokowi mengatakan, “Mari kita jadikan Hari Anti Narkotika Internasional tahun ini sebagai momentum untuk semakin memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.”
Sementara itu, Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose, Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), menyatakan bahwa BNN RI akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam peredaran gelap narkotika sesuai perintah Presiden RI.
Kita tidak hanya akan memberantas bandar narkoba dengan tegas, tetapi kita juga akan meningkatkan upaya rehabilitasi dan sosialisasi, terutama pada usia dini. Dia menyatakan bahwa acara peringatan puncak ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh BNN RI untuk menyampaikan kepada dunia internasional tentang keprihatinan bangsa kita terhadap masalah narkotika.
Golose mengatakan bahwa acara puncak Hari Anti Narkotika Internasional di Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, adalah cara untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional betapa serius BNN RI dalam memberantas narkoba. Selain itu, dia mengungkapkan bahwa BNN menggunakan berbagai taktik, termasuk kolaborasi internasional, pendekatan soft power, pendekatan hard power, dan pendekatan pintar kekuatan. Tindakan pencegahan masih menjadi prioritas utama BNN RI.
Golose menyatakan, “Kami akan lebih berkonsentrasi pada pendekatan soft power daripada pendekatan hard power. Kami akan lebih berfokus pada upaya penyelamatan melalui program-program yang melibatkan masyarakat akar rumput.”
Golose mengatakan tentang situasi narkoba di Indonesia bahwa ganja masih menjadi jenis yang paling populer. Namun, dia juga menyatakan bahwa ada jenis narkoba baru yang sangat diperhatikan.
Metamfetamin adalah jenis narkoba yang paling banyak dibeli di Indonesia, diikuti oleh ganja. Namun secara keseluruhan, penggunaan ganja Sativa.